Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Selasa, 10 Maret 2009

akal...agama...

Para sarjana muslim merumuskan ada dua sumber pengetahuan dalam epistemologi yaitu konsep tauhid (wahyu dan akal). Dalam segi sumber pengetahuan dari sisi subyek atau implementasinya para sarjana mencoba menggabungkan ilmu-ilmu alam yang bersumber pada akal dan ilmu agama yang bersumber pada wahyu dalam satu kesatuan ilmu pengetahuan, karena ilmu-ilmu alam tidak lepas dari nilai-nilai agama (tauhid). Seperti pemikiran-pemikran yang dikembangkan oleh dua tokoh ilmuwan yaitu Ismail Al-Faruqi tentang Islamisasi ilmu dan Naqib Al ‘Atas tentang integrasai Ilmu, yaitu bahwa ilmu-ilmu umum secara epistemologis tidak bisa dipisahkan dari ilmu-ilmu agama karena ilmu-ilmu umum merupakan implementasi dari nilai-nilai ketauhidan, oleh karena itu harus ada proses penggabungan antara ilmu umum dan ilmu-ilmu agama dalam satu konsep pendidikan non-dikotomik.
Dalam pendidikan Islam bahwa wahyu dan akal tidak dibenarkan terdikotomi, sebenarnya konsep tentang pendidikan non dikotomik telah dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah yang mengatakan bahwa tidak terjadi pertentangan dalam reason dan revelation dalam ajaran agama Islam. Secara teoritis ajaran agama Islam tidak memberikan tempat pada pola pikir dogmatis dalam pendidikan dan keilmuwan Islam. kebenaran misi dan substansi ajaran Islam yang universal tidak mengenal sekat-sekat antara ilmu-ilmu umum dan agama. Semua itu merupakan satu kesatuan ilmu pengetahuan dan dalam epistemology sumber pengetahuan yang berupa wahyu dan akal tidak bias dipisahkan satu sama lain katrena merupkan satu sumber dari nilai-nilai ketuhanan yang satu sama lain saling adanya keterkaitan nilai-nilai sumber pengetahuan.

0 komentar:

Posting Komentar