Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Senin, 27 Juli 2009

Smiley..

smiley face wajah yang selalu tersenyum
ada juga istiah Anggry face: wajah orang yang hobinya menabung kemarahan.
mau tahu kelanjutanya..bersambung dulu ya!


Selanjutnya...

the Blind family

Memang sebuah keluarga yang kecil yang buta,
dalam keluarga itu, si bapak dan si ibu, keduanya-sekaligus-dianugerahiNya kebutaan. lalu bagaimana dengan anak-anaknya?
si bungsu sehat, ia cantik sekali persis sang ibu.
si sulung?,nah..disitu letak berliannya: Si sulung di anugerahiNya Hidrocepallus,
penyakit yang menyerang bocah-bocah, yang menyebabkan ukuran kepala si penderita teruuu..s membesar. kini, pada usia yang hampir 5 tahun, ukuran kepala si sulung serupa dengan labu kuning yang terbesar!
maka aq heran pada 2 hal.
pertama, bagaimana pasangan buta itu berjihad membiayai pengobatan
si sulung yang setahuku 20 an juta itu?
kedua..bagaimana mereka merawatsi sulung yang tentu "sangat merepotkan"
itu?..
selidik punya selidik, sampailah aku mendengar penjelasannya.
langsung dari mereka. ternyata...seluruh biaya pengobatan si sulung di jamin
oleh sebuah rumah sakit kristen di semarang.
lho...memangnya kenapa, apa tho agama meka?mereka Islam,
tapi itu DULU!

Selanjutnya...

Rabu, 01 Juli 2009

Sukses!

jangan berhenti sahabatku...
teruslah melangkah...
jadikan ilmu sebagai pegangan...
berdoalah terus...
bersabarlah....
nikmatilah proses yang dilalui...
saat proses yang dilalui terasa sangat nikmat
bersyukurlah....

Selanjutnya...

Rabu, 06 Mei 2009

lelah....tapi kurasakan nikmat

sudah lama tak membuka blog ku yang hijau ini, tetap segar dimata..

saat ku lelah dan rasanya ingin berhenti melangkah, tnpa sadar kadang kaki ku satu langkah maju kedepan, dan tanpa kusadari akhirnya sesuatu yang akan ku tuju terlihat semakin dekat, dan membuatku bersemangat kembali ingin melangkah bahkan berlari untuk sampai ke tujuan

siapa yang membuatku melangkah walau setapak demi setapak dan itu semua membuat ku tak sadar?

jazakumullah Khairan Katsiran...aku cinta kalian karena ALLAH.

Selanjutnya...

Minggu, 29 Maret 2009

Sekuntum Melati


Balada sekuntum melati
Essay bagi jiwa-jiwa yang redup

Hati yang hancur adalah hati yang awalnya serupa melati subur, ia berasal dari benih paling istimewa, ia tegak gagah namun jelita. Namun kemudian datang masalah satu-persatu, monster ulat mengganggu tak peduli waktu, kutu-kutu batang menyerang sesadis Israel, angin menghempas kencang dan laki-laki menginjak tanpa perasaan, begitu seterusnya..

Kini, melati itu tak selayak hutruf alif, putihnya hanya serupa lampu kamar mandi, daunnya hanya tersisa satu itupun hijau kelabu seumpama direbus sepanaas-panasnya. Melati itu hancur. Beginilah barangkali perumpamaan hati yang hancur.

Hati yang hancur adalah melati yang hancur. Melati yang hancur tak lagi merasakan hangatnya senyum mentari, sejuknya embun, kupu-kupu yang cantik dan gemar menggelitik tak lagi membuatnya geli. Hati yang hancur tak lagi merasakan hangatnya sinar hidayah, tak lagi tergelitik oleh kesempurnaan akhirat.

Tetapi melati yang hancur bukanlah melati yang mati, hati yang hancur bukanlah hati yang mati. Lihatlah asalkan akar masih didasar sana, tunggu saja bilamana setitik rinai hujan menyentuhnya, ia akan tumbuh pelan-pelan bahkan lebih wangi.

Akar bagi sekuntum hati adalah fitrah. Fitrah adalah rumah yang disana bersemayam nurani. Selama fitrah itu ada maka nafas masih ada rinai hidayah menyentuhnya walau setitik sahaja, ia akan tumbuh menjadi sekuntum hati yang bertambah hari-bertambah kuat dan wangi.

Lalu kapan setitik rinai hidayah itu tiba?
Jawabnya adalah: “Berdoalah: ya..muqolibal qulub tsabit qalbi ‘indallah…”Amin..amin…


Trimakasih kakakku…Ust. Mustofa, bentar lagi Dzuhur pamit dulu ya…Assalamu’alaikum..

Selanjutnya...

Rabu, 11 Maret 2009

Global!

“Pendidikan Islam jangan berbicara masa lalu, tapi bicara tentang globalisasi
dan merespon masa depan”,

inilah yang dikatakan Guru Besar tamu The City University London, Inggris, Prof Ziauddin Sardar. Dan beliau menambahkan saat berbicara dalam seminar "Dampak Globalisasi dan Tantangan Bagi Pendidikan Islam" di IAIN Sunan Ampel Surabaya, beliau mengatakan "Pendidikan Islam telah gagal karena tidak kritis terhadap globalisasi dan masa depan Islam sendiri,".

Dari paparan ini dapatlah dikatakan pendidikan tradisional Islam selama ini hanya bicara tentang keimanan, tafsir, sejarah, dan hal-hal klasik lainnya, sehingga pendidikan Islam tak menjawab persoalan global yang ada dan membuat Islam menjadi "konsumen" globalisasi. Oleh karena itu di Era Global, Islam jangan hanya dipahami secara klasik, melainkan Islam harus dipahami sebagai etika yang dinamis. Pendidikan Agama Islam harus membekali mahasiswa dengan konsep untuk melihat globalisasi sebagai realitas, kemudian realitas itu dianalisa sesuai konsep Islam untuk melahirkan budaya baru.

Budaya baru yang didukung konsep analitis itu bukan sekedar respon terhadap globalisasi tapi merupakan jawaban yang menerima apa yang positif dari globalisasi tapi tetap didukung konsep Islam.

Menanggapi hal itu, guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Syafiq A Mughni selaku pembanding menyatakan, ada tiga pola hubungan Islam dan globalisasi, yakni kelompok yang menolak globalisasi secara radikal seperti Hizbut Tahrir, yang kedua kelompok yang selektif terhadap globalisasi dan yang ketiga ada kelompok yang responsif terhadap globalisasi dengan melakukan kompromi secara perlahan-lahan yang terlihat dengan munculnya konsep matematika Islam, ekonomi Islam, dan "Islamisasi" konsep lainnya.

Fenomena modern yang terjadi di awal milenium ketiga ini yang popular dengan sebutan globalisasi dan Barat merupakan satu-satunya pemegang peran kunci dari seluruh media berita baik media cetak, maupun media elektronik. Seperti dimaklumi pemberitaan-pemberitaan tersebut banyak mengandung bias, khususnya bila ada kaitan langsung atau tidak langsung dengan dunia Islam.

Sains dan teknologi menjadi dominasi khusus dunia Barat, dengan demikian setiap Muslim yang berminat mendalami bidang-bidang ini harus mengikuti term-term yang ditentukan oleh Barat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Sehingga dalam beberapa kasus sering terjadi para saintis Muslim, secara sadar atau tidak, tercerabut dari akar-akar keislaman, dan menjadi pembela fanatik Barat. Dan kita selaku Muslim, orang tua dan para pendidik, harus dapat mengantisipasi dan merespon sejak dini gejala-gejala distorsi moral.

Selanjutnya...

Love YOU..


"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan kami kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." ( QS. Al-Furqan : 74 )

Sahabat…

Masih ingatkah kita saat kita masih kecil, saat kita baru dilahirkan di dunia dari rahim ibu kita. Apakah sahabat menangis setelah dilahirkan? saat masih bayi apakah kita selalu rewel di tengah malam saat kedua orang tua kita terlelap tidur karena lelahnya mereka menjaga kita. Wah..tentunya kalian tidak pernah ingat ya kajadian waktu kita masih bayi. Atau pernahkah kalian bertanya kepada orang tua kita, ibu misalnya. Ya..mungkin sebagian dari sahabat pernah bertanya kepada bunda tentang anda diwaktu kecil, tapi yang anda dengar mungkin seperti kebiasaan seorang bunda saat mengasuh anaknya, tapi ingat semua yang dilakukan oleh semua orang tua tidaklah mudah seperti yang anda bayangkan lo..


Jadi, kapan kita mulai mengingat masa kecil kita. Mengingat yang kita lakukan di waktu kecil, kalau saya ingat kembali saat saya masih kecil, saya masih ingat apa yang saya lakukan saat berada di taman kanak-kanak, walaupun hanya waktu-waktu tertentu yang saya ingat. Kebiasaan mencium tangan kedua orang tua kita, papah dan ibu saat hendak pergi sekolah. Itu yang selalu teringat, bagaimana dengan sahabat, masih ingat kapan kebiasaan mencium kedua tangan orang tua kita?

Kebiasaan mencium kedua tangan orang tua kita mungkin sebagaian dari sahabat telah menjadi kebiasaan saat masih kecil, tapi entah kapan kebiasaan itu nanti akan hilang dalam diri kita, maksud saya apakah kita telah dewasa, telah mendapat gelar di perguruan tinggi, setelah kita bekerja, setelah kita menikah atau setelah kita mendapat anak. Apakah kebiasaan itu akan hilang?.

Apapun keadaan kita disaat kedua orang tua kita masih ada janganlah malu untuk mencium kedua tangan, memeluk tabuhnya, mengecup kening dan pipi kedua orang tua kita. Dari tangan mereka kita dibesarkan, dari ibu kita selalu dijaga sejak di dalam kandungan, dan mempertaruhkan nyawanya saat kita dilahirkan dan dari ayah kita yang begitu bijaksana Jerih payah dan cucur keringatnya, gigih berjuang untuk kejayaan anak-anakya. Mereka yang selalu mendidik kita hingga dewasa.

Sahabat..akan tiba masa kita tidak merasakan hangatnya tangan kedua orang tua kita saat saat bersalaman, tidak akan lagi mencium tangan orangtua kita yang telah bekerja untuk anak-anaknya, merasakan belaiannya yang penuh cinya dan sayang, memeluk tubuhnya yang hangat. Kerena kelak kita hanya akan memegang nisannya, mencium nama nisanya, dan memeluk gundukan kuburnya.

Peluklah orang tuamu dan bisikkan ditelinganya "aku cinta kamu karena Allah ibu..ayah.."


Untukmu ayah dan ibu semoga Allah menyayangmu seperti kau menyayangiku saat kecil dulu

Selanjutnya...